MENCERDASKAN OTAK DENGAN MURATTAL AL-QUR'AN

Tuesday, 18 November 2014

ALL ABOUT "PRAMUKA"

A. SEJARAH KEPANDUAN DUNIA

Gerakan Pramuka sedunia berdiri berkat jasa Robert Boden Powel. Beliau lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Inggris. Nama yang sebenarnya sewaktu kecil adalah Robert Stephenson Smith, sedangkan Boden Powell adalah nama ayahnya. Pengalaman-pengalamannya sejak kecil yang cukup menarik mempunyai pengaruh yang besar terhadap munculnya kegiatan kepramukaan, di antaranya:



  1. Ditinggal ayahnya sejak kecil dan mendapat penbinaan watak dari ibunya menumbuhkan sifat kemandirian dan kedewasaan pada dirinya.
  2. Latihan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya dari kakak-kakaknya.
  3. Berpengalaman di India sebagai Pembantu Letnan pada resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang dan ditemukan di puncak gunung.
  4. Keberhasilannya melatih panca indra kuda yang diberi nama Kimball-O’Hara.
  5. Pengalaman ketika terkepung bangsa Boer di Kota Mefking, Afrika Selatan, selama 127 hari dan kekurangan makanan.
  6. Pengalaman mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu. 

Pengalaman-pengalamannya kemudian dibukukan menjadi sebuah buku berjudul Scounting for Boys pada tahun 1908. Dengan dasar buku ini berdirilah sebuah organisasi kepramukaan (semula hanya untuk anak laki-laki usia penggalang) yang disebut Boy Scout, disusul kemudian organisasi kepramukaan putri yang diberi nama Girl Guides atas prakarsa adik perempuan Boden Powell.

Tahun 1916 berdiri kelompok Pramuka usia Siaga. Pada tahun 1918 Boden Powel membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penegak) untuk menampung mereka yang berusia 17 tahun ke atas.

Gerakan kepramukaan yang semula hanya berkembang di Inggris kemudian dengan cepat menyebar ke negara-negara lainnya, salah satunya di Belanda dengan nama Padvinder. Pada tahun 1920 untuk pertama kalinya diselenggarakan Jambore sedunia di arena Olympia, London. Boden Powel mengundang Pramuka dari 27 negara, dan pada saat itu Boden Powel diangkat sebagai Bapak Pandu Dunia (Chief Scout of The World).

Boden Powell pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Atas jasa-jasanya, kemudian pada tahun 1929 Boden Powel diberi gelar Lord oleh Raja Inggris sehingga namanya menjadi Stephenson Smith Lord Boden Powell. Boden Powell meninggal dunia pada tanggal 9 Januari 1941 di Nyeri, Afrika.                       
 

SEJARAH PRAMUKA INDONESIA

Pada masa pendudukan Belanda
Gerakan kepanduan masuk dan berkembang di Indonesia dibawa oleh penjajah Belanda. Orang-orang Belanda di Indonesia mendirikan organisasi kepanduan yang bernama NIPV (Netherland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda). Beberapa tokoh Indonesia pada masa pergerakan nasional juga membentuk beberapa organisasi kepanduan, diantaranya:

  1. Islamiche Javanche Padvinder Hisbul Wathon (IJPHW), didirikan oleh Jenderal Soedirman pada tahun 1918.
  2. Nation Islamiche Padvinder (NIP), didirikan oleh Dr. Mohamad Rum dan Dr. Djuari pada tahun 1922.
  3. Javanse Padvinder Organizatie (JOP)
  4. Jong Java Padvindery (JJP)
  5. Sarekat Islam Afdeling Padvindery (SIAP)
  6. Hisbul Wathon (HW), dan lain-lain.

Pada tahun 1928, tepatnya pada saat Sumpah Pemuda (28 Oktober 2928) Kyai Haji Agus Salim mengubah nama Padvinder menjadi Kepanduan karena pemerintah Belanda melarang penggunaan istilah Padvinders dan Padvindery diluar NIPV.

Pada tahun 1930 berdiri Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang merupakan gabungan dari tiga organisasi kepanduan yang pernah ada sebelumnya yaitu INPO (Indonesische Padfinders Organizatie), Pandu Kesultanan (PK), dan Pandu Pemuda Sumatra (PPS). Selain mendirikan itu juga berdiri Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931 yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.

Pada masa pendudukan Jepang
Pasa waktu Jepang berkuasa (1942 – 1945), di Indonesia dilarang berdiri gerakan kepanduan. Tokoh-tokoh kepanduan banyak yang masuk organisasi militer maupun semimiliter yang dibentuk oleh pemerintah Jepang. Hal ini dilakukan sebagai upaya pertahanan pemerintah Jepang yang saat itu sedang menghadapi Perang Dunia II.

Masa setelah Proklamasi Kemerdekaan
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, gerakan kepanduan mulai dihidupkan kembali. Pada tanggal 28 Desember 1945, di Solo, dibentuk Pandu Rakyat Indonesia yang merupakan satu-satunya organisasi kepanduan di wilayah Indonesia pada saat itu.

Sejak pengakuan kedaulatan (Desember 1949), muncul berbagai organisasi kepanduan baik yang pernah terbentuk maupun organisasi yang baru seperti SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katolik, KBI, dan lain-lainnya.

Pada tahun 1961 Kepanduan Indonesia terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 oraganisasi kepanduan, yang terhimpun dalam tiga organisasi kepanduan pusat sebagai induknya, IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putra Indonesia)  dan PKPI (Perserikatan Pandu Putri Indonesia).

Keadaan ini terasa melemahkan rasa persatuan karena setiap organisasi kepanduan itu mempunyai visi, misi, dan pandangan yang berbeda-beda. Kelemahan lain yang dihadapi kepanduan Indonesia selain terpecah-pecah adalah pola pendidikan yang masih terpaku pada gaya Inggris, tidak disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia sehingga gerakan kepanduan kurang mendapat tanggapan dari masyarakat Indonesia.

Akhirnya berkat usaha Perdana Menteri Juanda, lahirlah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961, tentang Gerakan Pramuka pada tanggal 20 Mei 1961. Ketetapan yang tercantum dalam Kepres itu adalah:


  1. Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka.
  2. Gerakan Pramuka adalah satu-satunya badan resmi yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesi.
  3. Badan-badan lain yang sifatnya sama atau meyerupai perkumpulan Gerakan Pramuka dilarang adanya.

Pada tanggal 14 Agustus 1961 Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan Panji Gerakan Kepramukaan Nasional Indonesia kepada Gerakan Pramuka dan saat itu Gerakan Pramuka mulai bergerak. Tanggal 14 Agustus ini kemudian dijadikan sebagai Hari Pramuka.

B. PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEPRAMUKAAN

Pengertian Kepramukaan
Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak akhlak dan budi pekerti luhur.


Organisasi Gerakan Pramuka Dunia (The World Organization of the Scout Movement/WOSM) menyatakan bahwa kepramukaan adalah:

  1. Pendidikan sepanjang hayat
  2. Kegiatan kaum muda
  3. Rekreasi dan edukatif
  4. Terbuka bagi siapapun
  5. Tantangan bagi orang dewasa
  6. Kesukarelaan
  7. Non politik dan non pemerintah
  8. Metode
  9. Norma hidup

Sifat Kepramukaan

  1. Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia
  2. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak memandang suku, agama, ras dan antargolongan.
  3. Gerakan Pramuka bukan kekuatan sosial politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
  4. Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan, khususnya pembangunan pendidikan luar sekolah dan keluarga.
  5. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk ibadah dan kepercayaannya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masng-masing.

Fungsi Kepramukaan

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar sekolah serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.


C. Maksud dan Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka didirikan dengan maksud memberi wadah pembinaan generasi muda yang menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar mereka menjadi:
1.  Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur yang:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat menyal dan tinggi moral.
b. Tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya.
c. Kuat dan sehat jasmaninya.

2. Warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada NKRI serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri, mampu  menyelenggarakan pembangunan serta memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan lingkungan.


Tugas Pokok Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah dengan tujuan:



  1. Membentuk kader bangsa sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan.
  2. Membentuk sikap dan perilaku positif, menguasai keterampilan dan memiliki ketahanan fisik dan mental sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia yang percaya pada kemampuan diri sendiri, sanggup membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.


D. KODE KEHORMATAN PRAMUKA

Kode kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam kehidupan dan penghidupan anggota Pramuka sebagai ukuran tingkah laku kepramukaan seorang Pramuka Indonesia. Kode kehormatan Pramuka khusus untuk tingkatan Pramuka Penegak terdiri atas janji yang disebut Satya dan ketentuan moral yang disebut Darma. Keduanya merupakan pedoman seorang anggota Pramuka dala kehidupan sehari-hari dimanapun dna kapanpun ia berada.

SATYA
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah:

  1. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
  2. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
  3. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Tri Satya diucapkan saat kenaikan golongan/tingkat


Satya untuk Pramuka golongan Penegak disebut Tri Satya yang berbunyi

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
Menepati Dasa Darma

Dari isi Tri Satya tersebut terdapat enam kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota Pramuka, yaitu kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesama hidup, masyarakat, dan kewajiban terhadap Dasa Darma.

DARMA
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah:



  1. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
  2. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
  3. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
  4. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Ketentuan Moral untuk Pramuka golongan penegak disebut Dasa Darma yang selengkpnya terdiri atas: 

Dasa Darma

  1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
  3. Patriot yang sopan dan ksatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, terampil dan gembira
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja
  8. Disiplin, berani dan setia
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan

Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.  Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.



E. PDK DAN MK

Kepramukaan sebagai proses kegiatan pendidikan pelaksanaannya dilakukan sebanyak mungkin dengan praktek dengan sistem among dan atas prinsip-prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Boden Powel merumuskan prinsip dasar metode pendidikan kepramukaan menjadi delapan macam, yaitu:

  1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Setia pada negara
  3. Persahabatan dan persaudaraan sedunia
  4. Menolong sesama hidup
  5. Satya kepada negara dan darma Pramuka
  6. Kesukarelaan
  7. Non politik
  8. Metode latihan berdasarkan sistem beregu, sistem tanda kecakapan dan dilaksanakan di alam terbuka.

Gerakan Pramuka Indonesia tetap memegang prinsip dasar metode pendidikan kepramukaan yang dirumuskan oleh Boden Powel tersebut namun dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia.
 
PDK dan MK merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dengan pendidikan lain. PDK dan MK adalah dua unsur terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.
Prinsip Dasar Kepramukaan terdiri atas:

  1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Peduli terhadap tanah air dan bangsa, sesama hidup dan alam seisinya
  3. Peduli terhadap pribadinya
  4. Taat pada Kode Kehormatan Pramuka.
Sedangkan Metode Kepramukaan terdiri atas:

  1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
  2. Belajar sambil melakukan
  3. Sistem berkelompok
  4. Kegiatan yang menantang danmeningkat serta mengandung pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan rokhani dan jasmani dan peserta didik
  5. Kegiatan di alam terbuka
  6. Sistem tanda kecakapan
  7. Sistem satuan terpisah untuk putra dan putri
  8. Kiasan Dasar
PDK dan MK harus dilaksanakan secara terpadu, tidak boleh dipisahkan dan saling melengkapi satu sama lain. Selain dua unsur tersebut ada lima unsur terpadu yang harus dilaksanakan yaitu:


  1. Prinsip Dasar Kepramukaan
  2. Metode Kepramukaan
  3. Kode Kehormatan Pramuka
  4. Motto Gerakan Pramuka
  5. Kiasan Dasar Pramuka


0 comments:

Post a Comment